ADSENSE HERE!
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kingdom Plantae
( Dunia Tumbuhan ) meliputi organisme multiseluler yang sel-selnya telah
terdiferensiasi, bersifat eukariotik, memiliki dinding sel selulosa.Hampir
seluruh anggota tumbuhan memiliki klorofil dalam selnya sehingga bersifat
autotrof atau dapat menyusun makanan sendiri.Kebanyakan tumbuhan memiliki organ
reproduksi multiseluler, yang disebut gametangium. Organisme yang
termasuk tumbuhan adalah bryophyta, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji.
Bryophyta,
tumbuhan paku, dan tumbuhan biji umumnya termasuk tumbuhan darat.Tumbuhan
mempunyai berbagai kebutuhan misalnya menyangga berat tubuhnya sendiri, atau
melindungi jaringan tubuh dan alat reproduksinya dari kekringan.Selain itu,
tumbuhan juga perlu mendapatkan air dan makanan dari tanah, serta mentransportasikannya
ke daun dan bagian lainnya.Untuk mengatasi berbagai keluhan tersebut, tumbuhan
memerlukan struktur bentuk tubuh dan fisiologi khusus.Fisiologi tumbuhan darat
lebih kompleks dibandingkan dengan tumbuhan air.
Pergiliran
Keturunan
Tumbuhan mengalami
pergiliran keturunan yang jelas dalam siklus hidupnya. Dalam
pergiliran keturunan ini, tumbuhan menghabiskan sebagian hidupnya dalam fase
haploid dan sebagian lagi diploid.
Fase kehidupan
haploidnya disebut generasi gametofit karena menghasilkan gamet ( sel
kelamin ) haploid melalui mitogenesis.Gametofit haploid menghasilkan anteridium
( gametangium jantan tempat sel sperma dihasilkan ) dan arkegonium (
gametangium betina tempat sel telur dihasilkan ).Apabila dua gamet tersebut
bersatu, maka dihasilkan zigot.Zigot menjadi awal dimulainya fase hidup
diploid tumbuhan, yang disebut generasi sporofit.Zigot tumbuh menjadi
embrio multiseluler dan berkembang menjadi tumbuhan sporofit muda.Setelah
dewasa, tumbuhan sporofit ini akan memiliki sel khusus yang disebut sel-sel
sporogenik ( sel penghasil spora ).Sel sporogenik akan membelah secara
meiosis menghasilkan spora haploid ( Campbell et al. 2004; Solomon et
al. 2005 ).
Dalam makalah
ini, akan membahas secara khusus mengenai Bryophytha ( Bryophyta ).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karateristik dari Bryophytha ?
2. Klasifikasi Bryophytha ?
3. Daur hidup Bryophyta ?
4. Apa peranan Bryophytha dalam kehidupan sehari-hari
?
C. Tujuan
Mengetahui dan
memahami lebih jauh tentang Bryophytha dan peranannya dalam kehidupan
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bryophyta
Ketika kita berada di
daerah pegunungan atau batu-batuan yang ada di sungai atau di tembok-tembok di
dekat sumur rumah kalian sering kalian temukan tumbuhan yang berwarna hijau,
hidup menempel. Tumbuhan tersebut adalah Bryophyta (tumbuhan bryophyta).
Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, kata bryum yang berarti bryophytadan
phyta artinya adalah tumbuhan.
Tumbuhan Bryophyta
(Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya beberapa
milimeter saja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir
semua jenis tumbuhan bryophyta sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial),
walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat - tempat yang
basah.
Tumbuhan bryophyta
adalah golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi
daripada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian
diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya
multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio.
Meskipun tumbuhan bryophyta hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan
masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan bryophyta disebut sebagai tumbuhan
amfibi. Bentuk dan susunan gametangium yang spesifik pada tumbuhan bryophyta
ialah terutama pada arkegonium yang berbentuk seperti botol dan terdiri atas
bagian perut dan bagian leher, sehingga tumbuhan bryophyta termasuk golongan
Archegoniata. Berhubung dalam perkembangan sporofitnya tumbuhan bryophyta
membentuk embrio, dan untuk terjadinya pembuahan gamet jantan mencapai sel
telur tanpa harus melalui "siphon", maka tumbuhan bryophyta tergolong
Embriophyta asiphonogama.
Dalam siklus
hidup yang normal generasi haploid ( gametofit ) dan generasi diploid
(sporofit) bergiliran secara teratur. Penyimpangan dari siklus hidup yang
normal dapat mengakibatkan peristiwa apogami dan apospori. Sporofit yang
terjadi karena peristiwa apogami adalah haploid, sebaliknya gametofit yang
terjadi karena peristiwa apospori adalah diploid dan menghasilkan gamet yang
diploid pula.
B. Karateristik Bryophytha
1. Karateristik umum tubuh bryophyta sebagai berikut :
Ø Sel - sel
penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Ø Daun bryophyta
umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis
sel. Sel - sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel - sel mati yang besar - besar
dengan penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel - sel yang mati ini
berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.
Ø Pada tumbuhan bryophyta
hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. Pada
ujung batang terdapat titk tumbuh dengan sebuah sel pemula di puncaknya. Sel
pemula itu biasanya berbentuk bidan empat ( tetrader = kerucut terbalik ) dan
membentuk sel - sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran bryophyta yang
terbatas mungkin disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi
sebagai jaringan penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
Ø Rizoid tampak
seperti rambut atau benang - benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada
tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam - garam mineral (makanan). Rizoid
terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang kadang dengan sekat yang
tidak sempurna.
Ø Bryophyta mempunyai klorofil sehingga
sifatnya autotrof
Ø Bryophyta
tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit.
Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan bryophyta.
Ø Akar dan batang
pada bryophyta tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).
Ø Gerakan
spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan
zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
Ø Jika kedua
gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika
terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Ø Pada tumbuhan bryophyta terdapat
Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a)
Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang
menghasilkan Spermtozoid
menghasilkan Spermtozoid
b) alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan
Ovum
Ø Struktur
sporofit (sporangium) tubuh bryophyta terdiri atas:
a) Vaginula, yaitu
kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
b) Seta atau
tangkai.
c) apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang
merupakan peralihan antara seta dengan kotak spora.
d) kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium
sebelah atas menjadi tudung kotak spora.
e) kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam
pembentukan spora. Sporofit tumbuh pada gametofit yang hijau menyerupai daun.
Sporofit memiliki kloroplas sehingga dapat berfotosintesis, tetapi juga
mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat. Meiosis terjadi dalam
kapsul matang pada sporofit, menghasilkan spora haploid. Spora bryophyta
terbungkus dinding khusus yang tahan terhadap perusakan alam. Spora dapat
bertahan lama dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Gametofit
berbentuk seperti daun dan di bagian bawahnya terdapat rizoid sebagai ganti
akar. Jika sporofit sedang tidak memproduksi spora, gametofit akan membentuk
anteridium dan arkegonium untuk melakukan reproduksi seksual.
2. Ciri-ciri Umum Bryophyta sebagai berikut :
Ø Tumbuhan kecil,
mempunyai talus (akar, batang dan daun sukar dibezakan)
Ø Kitar hidup
selangan Genussi
Ø Genussi dominan
adalah gametofit
Ø Sporofit kekal
melekat pada gametofit
Ø Tinggi kurang
daripada 15 cm
Ø Gametofit
Bryophyta mempunyai bentuk badan seperti daun
Ø Ada yang
mempunyai jasad taloid seperti piring yang pipih secara dorsiventral
Ø Ada yang
mempunyai paksi utama seperti batang yang mengeluarkan apendaj berupa daun
Ø Daun tiada
kutikel berlilin dan batang tiada berkas vaskular
Ø Tumbuhan
gametofit mempunyai struktur berfilamen seperti akar yang disebut rizoid
Ø Rizoid
melekatkan tumbuhan kepada batuan atau substrat yang lain
Ø Rizoid bukan
akar sebenar, ia selebar satu sel dan tiada jidal akar
3. Ciri-ciri dan Struktur Pembiakan
Ø Gametofit
matang keluarkan organ pembiakan khas yang disebut gametangium
Ø Gametangium
terdiri daripada organ seks jantan (anteridium) dan organ seks betina
(arkegonium)
Ø Anteridium menghasilkan
sperma biflagelum yang motil
Ø Arkegonium menghasilkan
telur Sperma bersenyawa dengan telur dan menghasilkan zigot (sporofit diploid),
proses persenyawaan bergantung kepada air
Ø Zigot
menghasilkan kaki dan struktur penghasil spora yang disebut kapsul
Ø Zigot yang
masih melekat pada tumbuhan induk berkembang menjadi embrio multisel
Ø Kapsul lazimnya terletak pada struktur
seperti tangkai yang disebut seta
Ø Kapsul terdiri
daripada selapisan sel mandul yang mengelilingi tisu yang mengandungi sel induk
spora
Ø Sel induk spora
membahagi secara meiosis dan menghasilkan spora haploid
Ø Spora haploid
disebarkan oleh angin apabila matang
Ø Spora yang
mendarat di atas tanah lembab akan bercambah dan keluarkan satu struktur yang
disebut protonema
Ø Protonema tumbuh menjadi tumbuhan
gametofit haploid yang berdaun.
4. Habitat Bryophyta
Bryophyta
ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Bryophyta umum
di area berpohon-pohon dan di tepi arus. Bryophyta juga ditemukan di batu,
jalan di kota besar. Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan
kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis
antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni rawa.
C. Klasifikasi Bryophyta
Pembagian
klasifikasi Bryophyta yang pertama menurut Eichler (1883) didasarkan atas
perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan gametangium serta
sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu Hepaticae dan Musci. Dalam
perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa Anthocerotales (anggota
dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur gametofit dan
sporogonium yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan dalam kelas tersendiri
yaitu Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi Hepaticae, Anthocerotae,
dan Musci.
Berhubung
nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan dalam Kode
Internasional Tatanama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga Proskauer (1957)
mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan
Bryopsid
1.Bryophyta Daun (bryopsida)
Bryophyta sejati juga disebut dengan
bryophyta daun atau bryopsida. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis bryophyta daun yang ada
di alam ini. Bryophyta daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara
periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput,
di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di
dalam air. Di daerah kering, badan bryophyta ini dapat berbentuk seperti
bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan
permadani. Bryophyta di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu
kilometer.
Bryophyta ini
hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak
melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Bryophyta daun
merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun
teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Pada tempat yang sesuai, spora
akan berkecambah membentuk protonema. Protonema ini terdiri atas benang
berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat dengan mata biasa
karena mirip seperti hifa cendawan.
Dari protonema,
muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema
akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan bryophyta.
Terjadinya kuncup diawali dengan adanya tonjolan-tonjolan ke samping pada
cabang protonema. Lama-kelamaan pada ujungnya akan terjadi sel berbentuk
piramida yang meristematik. Jika sel piramida terputus, akan tumbuh anakan baru
dari sel tersebut.
Terbentuknya
banyak kuncup menyebabkan tumbuhan bryophyta tersusun seperti rumpun. Alat
kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan dikelilingi
oleh daun paling atas. Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua. Pada Musci,
kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh
ruang yang berisi spora. Pada sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh
jaringan asimilasi dan dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah
yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru
terbentuk. Di bawah kapsul spora terdapat mulut kulit. Susunan kapsul yang
telah masak sangat khusus.
Hal ini
ditandai dengan mudahnya kapsul pecah sehingga spora terhambur keluar. Dengan
bantuan seta, kapsul dapat terangkat sehingga spora yang terhambur mudah
tertiup angin. Perkembangan embrio lebih cepat dari perkembangan dinding sel
arkegonium sehingga embrio bertambah panjang dan menyebabkan robeknya dinding
arkegonium. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra
dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal seta yang disebut vaginula.
Contoh Musci
adalah Andreaea petrophila, A. rupestris, Sphagnum fimbriatum, S. squarrosum,
S. acutifolium, Polytrichum commune, Hypnodendron reinwardtii, Mniodendron
divaricatum, Pogonatum cirrhatum, dan Georgia pellucida.
Anthocerotales
(bryophyta tanduk) biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara
rizoidnya. Bryophyta tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki
satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan
dua sel penutup.
Bryophyta
tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) ketika
fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran. Susunan sporogonium
bryophyta tanduk lebih rumit jika dibandingkan dengan bryophyta hati lainnya.
Gametofitnya mempunyai cakram dan tepi bertoreh. Sepanjang poros bujurnya
terdapat sederetan sel mandul yang disebut kolumela. Kulomela dilindungi oleh
arkespora penghasil spora. Dalam askespora, selain spora, juga dihasilkan sel
mandul yang disebut elatera. Tidak seperti bryophyta hati lainnya, masaknya
kapsul spora pada sporogonium bryophyta tanduk tidak bersamaan, tetapi
berurutan dari bagian atas sampai pada bagian bawah.
Contoh bryophyta
tanduk adalah Anthoceros laevis, A. fusifermis, dan Notothulus valvata.
Bryophyta hati biasa hidup di
tempat yang basah sehingga tubuhnya berstruktur higromorf. Ada juga yang hidup
di tempat-tempat yang sangat kering, seperti di kulit pohon, di atas tanah,
atau batu cadas sehingga tubuhnya berstruktur xeromorf. Di dalam tubuh bryophyta
terdapat alat penyimpan air sehingga dalam keadaan kekeringan tidak
mengakibatkan bryophyta mati.
Bryophyta hati merupakan
tumbuhan penutup tanah yang daunnya berbentuk lembaran-lembaran yang berkelok
di bagian pinggirnya, memiliki semacam akar yang tumbuh dari permukaan bawah
tumbuhan hidup di tempat yang lembap, dan tidak terkena cahaya matahari.
Protonema bryophyta hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh pendek
dan sebagian besar bryophyta hati memiliki sel yang mengandung minyak astri.
Bryophyta hati
dapat berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan kuncup atau gemma dan
secara seksual dengan pembentukan anteridium penghasil sperma dan pembentukan
arkegonium penghasil ovum. Bryophyta hati juga mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis).
Marchantiales
Marchantiales
terbagi dalam dua suku, yaitu suku Marchantiaceae dan suku Ricciaceae.
Sebagai contoh dapat diambil dari suku Marchantiaceae, yaitu Marchantia
polymorpha. Bryophyta ini mempunyai bentuk talus yang menyerupai pita, agak
tebal, berdaging, cabang menggarpu, serta rusuk tengah tidak begitu jelas dan
menonjol. Bagian bawah talus terdapat sisik perut dan rizoid. Bagian atas talus
dilindungi oleh lapisan kutikula sehingga tidak dapat ditembus air dan terlihat
berpetak-petak. Pada bagian petak terdapat ruang udara, di tenga h petak
terdapat liang udara yang menghubungkan dengan udara luar.
Pada dasarnya
terdapat kloroplas dan tempat berlangsungnya fotosintesis. Cadangan makanan
ditimbun pada jaringan talus yang tidak mengandung klorofil. Perkembangbiakan
secara aseksual pada gametofit dilakukan dengan pembentukan ku cup-kuncup eram.
Gametangium Marchantiales berupa cabang talus yang berdiri tegak, bagian bawah
cabang menggulung, dan dalam gulungan tersebut terdapat rizoid. Bagian atas
cabang bercabang menggarpu dan akhirnya membentuk badan menyerupai bintang.
Anteridium dan
arkegonium terletak pada tempat terpisah. Pendukung anteridium disebut anteridiofor,
berbentuk menyerupai tangkai dengan cakram bertoreh delapan pada ujungnya, dan
di atas cakram terdapat ruangan mirip botol yang bermuara ke atas.
Ruanganruangan ini berisi anteridium. Antar ruangan dipisahkan oleh jaringan
yang mengandung ruang udara. Spermatozoid dihasilkan di dalam anteridium. Jika
antheridium telah masak, sel dindingnya akan menjadi lendir dan mengembang
hingga akhirnya spermatozoid akan keluar dan terkumpul dalam suatu tetes air
hujan yang terletak di atas anteridiofor.
Pendukung
arkegonium disebut arkegoniofor. Berbentuk seperti bintang dengan kaki
berjumlah 9, tepi melipat ke bawah yang mengakibatkan sisi atas bagian
arkegoniofor, dan menghadap ke bawah. Kondisi ini menyebabkan arkegonium
seolah-olah berada di sisi bawah badan bintang tadi. Letak arkegonium dan
arkegoniofor berderet menurut arah jari-jari yang dilindungi oleh selaput
bergigi yang disebut periketium.
Sel telur
diproduksi di dalam arkegonium. Pembuahan terjadi pada musim hujan. Pada saat
itu, percikan air hujan yang mengandung spermatozoid terlempar dari
anteridiofor ke arkegoniofor. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang
menjadi embrio bersel banyak akhirnya membentuk sporogonium bertangkai pendek,
kecil, berbentuk bulat, dan berwarna hijau. Sel teratas membentuk kapsul spora
dan sel bawah membentuk tangkai dan kaki sporogonium. Kapsul spora
Marchantiales dapat menghasilkan beratus ribu spora. Jika jatuh di tempat yang
sesuai, spora ini akan berkecambah membentuk protonema dan seterusnya.
Contoh bryophyta
yang termasuk suku Marchantiaceae adalah Marchantia polymorpha, M.
geminata, dan Reboulia hemisphaerica, sedangkan yang termasuk suku
Ricciaceae adalah Riccia fluitans, R. nutans, dan R. trichocarpa.
D. Reproduksi Bryophyta
Reproduksi bryophyta
bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya dengan spora
haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan
membentuk gamet - gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk
dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut.
- Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya
seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut; bagian yang sempit
disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang tersusun atas selapis sel.
Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel
ini membelah menghasilkan sel telur.
2. Anteridium
adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteridium
terdiri dari selapis sel - sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah
besar sel induk spermatozoid - spermatozoid yang bentuknya seperti spiral
pendek; sebagian besar terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat dua bulu
cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui
suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung
seperti pada skema. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu
individu, tumbuhan bryophyta disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam
satu individu hanya terdapat anteridium atau arkegonium saja disebut berumah
dua (diesis).
E. Peranan Bryophyta
dalam Kehidupan
Dalam
kehidupan, tumbuhan bryophyta juga memiliki manfaat, di antaranya adalah:
a) Dalam ekosistem yang masih alami, bryophyta merupakan
tumbuhan perintis karena dapat melapukkan batuan sehingga dapat ditempati oleh
tumbuhan yang lain.
b) Bryophyta dapat menyerap air yang berlebih, sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir.
c) Bryophyta jenis Marchantia polymorpha dapat digunakan
sebagai obat radang hati.
d) Bryophyta Sphagnum dapat dijadikan sebagai bahan
pengganti kapas
e) Bryophyta gambut di rawa dapat dijadikan sebagai pupuk
penyubur tanah.
f) Tumbuhan bryophyta memiliki peran dalam ekosistem sebagai
penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons),
dan sebagai penyerap polutan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhan bryophyta
adalah golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih tinggi
daripada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian
diri terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya
multiseluler, dan dalam perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio.
Meskipun tumbuhan bryophyta hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan
masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan bryophyta disebut sebagai tumbuhan
amfibi. Bentuk dan susunan gametangium yang spesifik pada tumbuhan bryophyta
ialah terutama pada arkegonium yang berbentuk seperti botol dan terdiri atas
bagian perut dan bagian leher, sehingga tumbuhan bryophyta termasuk golongan
Archegoniata. Berhubung dalam perkembangan sporofitnya tumbuhan bryophyta
membentuk embrio, dan untuk terjadinya pembuahan gamet jantan mencapai sel
telur tanpa harus melalui "siphon", maka tumbuhan bryophyta tergolong
Embriophyta asiphonogama.
Dalam siklus
hidup yang normal generasi haploid (gametofit) dan generasi diploid (sporofit)
bergiliran secara teratur. Penyimpangan dari siklus hidup yang normal dapat
mengakibatkan peristiwa apogami dan apospori. Sporofit yang terjadi karena
peristiwa apogami adalah haploid, sebaliknya gametofit yang terjadi karena
peristiwa apospori adalah diploid dan menghasilkan gamet yang diploid pula.
Pembagian klasifikasi Bryophyta yang pertama menurut Eichler (1883) didasarkan
atas perbedaan bentuk susunan tubuhnya dan perkembangan gametangium serta
sporogoniumnya, dibagi menjadi dua kelas yaitu Hepaticae dan Musci. Dalam
perkembangan klasifikasi selanjutnya ternyata bangsa Anthocerotales (anggota
dari kelas Hepaticae) menurut Howe (1899) mempunyai struktur gametofit dan sporogonium
yang berlainan hingga kemudian dikelompokkan dalam kelas tersendiri yaitu
Anthocerotae, maka pembagian Bryophyta menjadi Hepaticae, Anthocerotae, dan
Musci.
Berhubung
nama-nama takson tersebut di atas belum sesuai dengan peraturan dalam Kode
Internasional Tata nama Tumbuhan maka Rothmaler (1951) dan juga Proskauer
(1957) mengganti nama takson tersebut menjadi Hepaticopsida, Anthocerotopsida,
dan Bryopsida.
Tumbuhan Bryophyta
sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
ADSENSE HERE!
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
ReplyDeletehanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
ReplyDeletePromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^